Namun jangan salah, minyak wangi yang dijual di sini bukan parfum bermerek seperti yang dipajang di pusat perbelanjaan. Umumnya minyak wangi yang dijual merupakan racikan sendiri.
Achmad, salah satu pedagang minyak wangi di kawasan itu mengamini jalan kisah Condet menjadi kampung wangi. Kata dia, kebiasaan orang Arab yang sangat menyukai wewangian telah menular dan memberikan warna tersendiri bagi kawasan tersebut.
"Istilahnya itu tabarruk, mengikuti kebiasaan baik yang dilakukan oleh orang-orang Arab. Nah, minyak wangi ini kan memang ciri khas orang Arab," ujar Achmad saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Jika ditelisik lebih jauh, rupanya mayoritas toko yang ada di Condet memang dimiliki oleh warga keturunan Arab. Tapi mereka tidak sekadar membuka toko parfum, melainkan ikut mendirikan pesantren di kawasan tersebut.
Santri di pesantren tersebutlah yang diberdayakan mengelola toko di sela-sela aktivitasnya mengaji dan belajar agama. Para santri menjaga toko secara bergiliran sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
"Bisa dibilang hampir semua toko di Condet seperti itu. Suma beberapa toko aja yang memang benar-benar fokus cari untung," ujar pria yang sudah bergelut di bisnis parfum selama 6 tahun itu.
Soal pembagian keuntungan, Achmad menuturkan, 45 persen masuk ke kantong gurunya sebagai pemilik toko dan 55 persen menjadi hak pengelola. Untuk biaya pengembangan toko dan biaya operasional diambil dari 55 persen yang menjadi jatah pengelola.
"Buat kita yang jaga, juga diambil dari situ. Lumayan buat tambahan uang makan sama jajan selama belajar di sini," papar dia.
Berjualan parfum di kawasan Condet memang memberikan keuntungan yang tidak sedikit. Walaupun penjualan sedang sepi, uang Rp700 ribu biasa masuk kantong. Tapi kalau sedang ramai, omzetnya bisa di atas Rp1,5 juta per hari. "Biasanya banyak yang beli itu pas awal bulan dan hari Sabtu atau Minggu," terang dia.
Soal minyak wangi yang dijajakan, kawasan Condet menyajikan pilihan beragam. Di tokonya, Ahcmad menjual parfum dengan 450 aroma berbeda. Dari aroma melati, mawar, jeruk, burberry, hingga vanila. Tidak hanya itu, aroma minyak wangi yang menyerupai merek parfum terkenal juga dijual di sini: Dakar, Charlie, Giorgio, Gucci, hingga parfum buatan Agnes Monica, AGNEZ Reve.
Beragam aroma tersebut diracik dengan teknik dan takaran khusus agar menghasilkan aroma yang diinginkan. Bibitnya didatangkan langsung dari Arab, India, dan Swiss.
"Kalau parfum yang mau dibeli gak ada di daftar, pembeli juga bisa pesan aroma khusus. Asal ada contohnya nanti bisa kita olah supaya hasilnya mendekati," ungkap dia.
Mengenai harga, minyak wangi yang dijual di sini terbilang cukup murah. Sebuah parfum beraroma Dakar dijual Rp1.500 per mililiter. Dengan harga sama, Anda bisa mendapatkan aroma parfum yang dikeluarkan oleh Agnes Monica.
"Kalau yang paling mahal, minyak wangi khusus buat salat. Harganya, sekitar Rp10.000 per mililiter," tukas dia.
Jika Anda berminat berbelanja parfum isi ulang di kampung wangi Condet, silakan berkunjung ke kawasan Condet, Jakarta Timur. Lokasinya berada di sepanjang Jalan Condet Raya dan hanya berjarak sekitar 100 meter dari Pusat Grosir Cililitan (PGC). Di sepanjang jalan ini, berderet sekitar 40-50 toko parfum yang menghiasi sisi kanan dan kiri jalan.
0 komentar:
Posting Komentar